Harapan yang Mustahil (Perekonomian, Pekerjaan, Kesehatan, Pasangan Hidup)

           Semua manusia di dunia ini telah memasuki kehidupan di tahun 2021. Kita semua tahu bahwa kehidupan di tahun lalu, yakni tahun 2020 merupakan kehidupan yang sangat gelap, suram, dan menyedihkan. Sebanyak lebih dari 10 juta orang di Indonesia telah kehilangan pekerjaannya. Sebanyak lebih dari 10 juta orang pula saat ini sedang mengalami masalah perekonomian yang sangat serius. Dampak dari permasalahan ekonomi yang sangat serius ini adalah semakin banyaknya keluarga di Indonesia (dan saya yakin di luar negeri pun juga sama) yang bergumul dengan kehidupannya masing-masing, secara khusus bergumul tentang bagaimana mereka semua dapat mempertahankan hidupnya di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Oleh karena masalah perekonomian, muncullah masalah krisis kesehatan. Katanya harus menjaga pola makan. Boro-boro mau jaga pola makan, mau beli makanan yang sehat dan bergizi saja sudah tidak cukup uangnya. Sungguh…. Betapa gelapnya dunia tempat kita tinggal sementara ini.

       Suatu hari saya bertemu dengan seorang ibu dan anaknya di pinggir jalan. Ekspresinya menunjukkan mereka sedang kelaparan. Bahkan mungkin sangat kelaparan. Ditambah lagi dengan pakaiannya yang lusuh. Saya pun tergerak untuk membelikkan 2 bungkus makanan dan teh manis hangat. Namun, saya tahu… walaupun pada saat itu saya sudah membantu ibu dan anak tersebut, itu tidak sepenuhnya membuat ibu dan anak tersebut merasa tenang di dalam menjalani kehidupannya kedepan. Bagaimana dengan hari esok? Minggu depan? Bulan depan? Bahkan tahun depan? Apakah masih ada jaminan terhadap kebutuhan sehari-hari bagi seorang ibu dan anaknya di tengah kondisi yang “gelap”? Sungguh… betapa tragisnya keadaan dunia tempat kita tinggal sementara ini.

            Bagi kita yang tidak bergumul dengan pekerjaan, perekonomian, maupun kesehatan, sebagai manusia yang masih hidup di dunia sampai saat ini pastinya kita mempunyai pergumulan juga. Hmm… sebenarnya selama kita masih hidup di dunia yang masih belum “diperbaharui” oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, tentunya kita akan terus menerus bergumul akan setiap hal yang ada di dalam kehidupan ini. Tidak jarang saya menemui orang-orang yang telah berusia 22th – 40th yang sampai saat ini masih bergumul dalam mencari pasangan hidupnya masing-masing. Saya pun juga demikian, wong saya juga jomblo wkwkwkwk. Jadi, kita semua sama-sama bergumul dalam aspek kejombloan (ngomong opo toh leee leee).

            Sebelum adanya pandemi covid-19, beberapa orang mungkin sering bepergian ke mall, toko buku, toko alat-alat olahraga, tempat wisata, dan tempat-tempat lainnya dengan tujuan kita masing-masing. Saya sempat berpikir… Bisa saja kita bertemu dengan seseorang di suatu tempat yang sedang kita kunjungi. Hmm… katakanlah tempat itu adalah toko buku. Saya coba ilustrasikan cerita singkatnya seperti ini…..

“kalau pandemi covid-19 ini tidak ada, kita bisa pergi ke salah satu toko buku yang ada di Indonesia untuk membeli sebuah atau beberapa buku yang kita sukai, dan mungkin di toko buku tersebut tiba-tiba kita bertemu dengan seseorang yang sedang mencari buku juga. Dengan malu-malu…. Akhirnya kita pun memberanikan diri untuk berkenalan dengan orang tersebut. Lama kelamaan kita menjadi dekat, semakin mengenal satu sama lain, dan di dalam hikmat Tuhan mungkin kita dituntun untuk bersatu dengan orang tersebut sebagai sepasang kekasih.”

            Bangun… it’s just a dream. Itu hanya sebuah ilustrasi singkat yang saya buat yang tidak mungkin dapat terjadi di tahun ini oleh karena adanya pandemi covid-19 sampai hari ini. Oleh karena adanya pandemi ini, kita harus lebih sering menghabiskan waktu di rumah saja sehingga menyebabkan kurangnya relasi dengan orang-orang di sekitar kita. Relasi memang tetap dapat terjalin melalui media sosial, tetapi dalam jarak yang jauh. Dan karena jarak yang jauh itulah membuat relasi kita tidak maksimal. Pada akhirnya kita pun bergumul dalam mencari/menemukan pasangan hidup. Belum lagi usia kita yang semakin menua seiring berjalannya waktu. Banyak dari kita yang merasa takut tidak mendapatkan pasangan hidup karena sudah terlalu tua. Takut tidak mendapat pasangan hidup karena sekarang ini harus lebih banyak menghabiskan waktu di rumah saja, bahkan mungkin sepanjang tahun 2021 ini kita masih harus lebih sering menghabiskan waktu di rumah saja sehingga kita tidak dapat menjalin relasi yang lebih luas dengan orang-orang sekitar.

            Di tengah dunia yang saat ini seolah-olah terasa dan terlihat begitu “gelap”, kita mungkin merasa putus asa dengan berbagai macam hal yang kita gumulkan di dalam kehidupan kita masing-masing. Mungkin kita merasa…. “Yaudahlah…. Emang dunia saat ini keadaannya begini… mau diapain lagi… pasrah aja lah….”. Tapi saya mau berpesan buat kita semua…. (termasuk kepada diri saya sendiri)


Tetaplah setia menunggu terwujudnya pengharapan kita semua di tengah dunia yang saat ini sedang gelap. Arahkanlah hati dan pikiran kita sepenuhnya hanya kepada Sang Sumber Pengharapan itu sendiri, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa

 

Follow me also on my social media:

Facebook : halomoan siahaan

Instagram: halomoansiahaan

 

For counseling: 089604471793 (WhatsApp)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan itu ada, pasti, dan nyata

Chapter V Memulai Kehidupan yang Baru

Korupsi? Santuy Wae...