Bongkar Kulkas

Hi… Welcome back to my blog… First of all I would like to say sorry to all people who often reads every articles in my blog cause I didn’t upload any article for about 2 months. But today I’m gonna start writing again and of course all the articles that I will write now and in the next moment are based on people’s real life.  Today the title of my article is about “bongkar kulkas”. Sekilas mungkin judulnya aneh… Tapi… mari lanjutkan membaca artikel yang saya buat ini sampai akhir untuk mendapatkan kesimpulan dan perenungan yang tepat berdasarkan judul artikel ini

          Beberapa hari yang lalu saya mengecheck kulkas di rumah saya. Saya mengecheck kulkas saya karena sudah sekitar 1 minggu kulkas di rumah saya tidak dingin. Udaranya keluar, ada dingin dinginnya dikit tapi tidak maksimal bahkan bagian freezernya tidak bisa membuat beku bahan makanan yang saya simpan di dalamnya (daging dan ikan). Kemudian pas saya check ternyata saya menemukan akar masalahnya. Masalahnya ada di bagian karet pintu kulkas saya. Karet pintu kulkas saya tidak menempel (melekat) dengan baik sehingga menyebabkan kulkas di rumah saya tidak dingin. (Mohon maaf para pembaca yang saya hormati… Saya tidak bisa menyebutkan merk kulkasnya apa karena bisa bisa kena kasus pencemaran nama baik perusahaan nanti hehehe…).

          Setelah saya menemukan akar masalahnya, saya langsung mencoba berbagai cara agar bisa melekatkan kembali karet kulkas saya tersebut. Berbagai cara telah saya lakukan ternyata tidak bisa juga. Solusi tak kunjung dapat tapi capeknya dapet (ditambah pusing… karena masih ada kerjaan yang harus diselesaiin. Rasanya ingin pindah saja ke planet Mars. Gak deng… bercanda hehee). Akhirnya saya memutuskan untuk menelepon call center kulkas tersebut, berhubung masih ada garansi, jadi ya… masih bisa dimanfaatkan lah. Call center memberitahu saya teknisinya akan datang dalam waktu 5 hari kedepan. Saya pikir ya gak apa apa lah… Toh masih garansi ini… Sing penting aman…

          Ketika saya menunggu selama 5 hari sampai teknisinya datang ternyata rasanya lama juga ya… Pantesan aja ada sebuah kalimat demikian “menunggu itu tidak enak”. Bukan hanya capek menunggu tetapi kulkas saya menjadi bau dan air dari kulkas tersebut mulai keluar. Ini semua disebabkan karena kulkas saya tidak dingin sehingga akhirnya saya harus membongkar bagian-bagian dalam kulkas tersebut dan membersihkannya satu per satu. Capek, kebauan, agak jijik juga (wkwkwk) karena kotoran yang ada di kulkas tersebut. Namun… saya terus lanjutkan membongkar dan membersihkan kulkas saya hingga bersih kembali. Sampai akhirnya teknisinya datang dan mereparasi karet kulkas tersebut.

          Kalau kita pikir pikir… bukankah membongkar dan membersihkan kulkas juga ada kaitannya dengan hidup kita secara pribadi? Setiap manusia yang ada di dunia ini tentunya adalah manusia yang tidak sempurna karena sudah berdosa. Tapi kita bisa belajar dari cerita kulkas di awal artikel ini bahwa penting sekali untuk meluangkan waktu kita dalam mengecheck dan membersihkan diri kita. Mengecheck dan membersihkan bisa diartikan menjadi mengevaluasi dan memperbaiki. Jadi, yang saya maksud adalah… sudahkah kita meluangkan waktu kita untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri kita? Atau jangan-jangan kita selalu disibukkan dengan berbagai aktivitas yang sekilas memang terlihat penting namun ada lagi yang lebih penting dari aktivitas tersebut, yakni evaluasi dan perbaikan diri.

          Ketika kita mengevaluasi diri kita sendiri, tentunya akan timbul perasaan yang tidak enak. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa evaluasi diri berarti kita merenungkan kehidupan pribadi kita secara mendalam. Ketika merenungkan kehidupan pribadi, kita akan menemukan kotoran-kotoran dalam hidup kita. Kotoran-kotoran tersebut tidak lain adalah dosa. Bukan hanya menemukan kotorannya saja tetapi mungkin kita akan merasa jijik terhadap diri kita sendiri karena terlalu banyak kotoran (dosa) yang ada di dalam diri kita dan secara tidak sadar sebenarnya kita sedang hidup di dalam kotoran (dosa) tersebut yang pada akhirnya hanya akan membawa dampak buruk bagi diri kita maupun sesama kita dan terutama ketika kita terus menerus hidup di dalam dosa tersebut kita sedang melukai hati Tuhan yang menciptakan kita di dunia ini.

          Mengevaluasi diri memang rasanya tidak enak. Ketika mengevaluasi diri sendiri, kita akan menemukan kotoran-kotoran (dosa) dan kebobrokan kita dalam banyak hal. Tapi justru itulah yang harus kita lakukan secara konsisten di dalam hidup kita agar kita bisa memperbaiki hidup kita di hari-hari yang akan datang. Kita harus mengingat kembali bahwa kita diciptakan oleh Tuhan dan kita hidup untuk Tuhan,bukan hidup untuk diri sendiri. Kalau kita hidup untuk diri kita sendiri maka akan sangat sulit untuk melakukan evaluasi dan perbaikan diri karena kita hanya ingin melakukan hal-hal yang ada di dunia ini untuk memuaskan hati (hasrat) kita saja. Tetapi… jika kita menyadari bahwa kita hidup untuk Tuhan maka evaluasi dan perbaikan diri merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi jiwa kita

 

“Mengevaluasi dan memperbaiki diri sendiri hanya dapat dilakukan secara konsisten apabila kita tahu siapa Pencipta kita dan untuk apa kita hidup di dunia ini”


Follow me also on my social media:

Instagram: Halomoan Siahaaan

Facebook: halomoan siahaan


For counseling: 089604471793 (WhatsApp)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan itu ada, pasti, dan nyata

Chapter V Memulai Kehidupan yang Baru

Korupsi? Santuy Wae...