Chapter I Lahir dari Keluarga yang Sangat Berkekurangan

             Hi… welcome back to my blog… There’re 5 articles that I wrote on my blog. These 5 articles are about my life journey. Maybe, some of you would like to ask me… why do I wanna write about my life journey? There’re 2 reasons why do I wanna write about my life journey which I split it in 5 chapter. The first reason is a few months ago there’re some people who often reads my blog asked me like this “why don’t you write a book? You have so many life story that can be a blessing for many people out there.” Then I just answered “because I realize that my writting skill is not good enough. Making a book of ourself isn’t easy as we see on every people who ever wrote a book of themselves. You know… It needs skill and accuracy to make not only a good book to read but also unique and engaging for all people especially for people who extremely loves to read.” But now I’ve been thinking of something else… maybe I can change a willing to make a book into a gradual story which consists in 5 chapter. The second reason is I just had birthday on September 15th and now I’m 23th years old. And I think the experience I’ve had in my life for 23th years are memorable for me and I think these 5 chapter I write can be a blessing stories for all people who read my blog. So here is the first chapter of my story… Hope you enjoy this chapter and can learn something precious from it.

            Banyak orang mengira saya terlahir dari keluarga yang berkecukupan dalam finansial karena kedua orang tua saya profesinya adalah sebagai pegawai negeri sipil di wilayah DKI Jakarta yang dimana sudah banyak orang mengetahui bahwa setiap pegawai negeri sipil yang ditempatkan bekerja di wilayah DKI Jakarta mendapatkan gaji yang cukup ditambah dengan tunjangan yang besar. Tapi… kita perlu tau dulu… besaran gaji pegawai negeri sipil di wilayah DKI Jakarta saat ini sangat jauh berbeda besarannya/jumlahnya jika dibandingkan dengan kondisi pada > 20th yang lalu. 20th yang lalu bahkan lebih dari 20th yang lalu… besaran gaji PNS di wilayah DKI Jakarta sangat kurang. Apa buktinya? Pertama… dulu gak ada tunjangan… hanya gaji saja… Bukti lainnya adalah saya sekeluarga waktu itu tinggal di sebuah rumah yang hanya terdiri dari ruang tamu kecil, toilet 1, kamar mandi 1, dapur (letak dapur berdempetan dengan toilet). Tidak ada kamar… Terus tidurnya dimana? Ya…. Ngemper aja di ruang tamu sekeluarga kayak ikan asin pakai kasur yang tipis. Ini serius hehehe.. Mungkin beberapa dari kalian berkata “ah… tapi kan ada kipas… tetep enak lah.. meskipun tidur ngemper di ruang tamu.., adem pake kipas angin.” Hmm… mohon maaf…. Selama 10th saya sekeluarga tidur tanpa kipas. Ada sih kipas… tapi kipas sate… tau kan? Yang biasa dipake kang sate ayam, kambing, dan kawan kawannya? Ya… kipasnya begitu…

       Bukti lainnya lagi bahwa saya lahir dari keluarga yang sangat berkekurangan dalam finansial/keuangan bukan hanya itu saja. Tapi… dari makan sehari-hari. Orang tua saya pernah bilang ke saya bahwa dulu itu… mereka harus ngutang tiap bulan. Karena gaji PNS tidak cukup untuk membeli beras dan lauk pauk dalam jumlah yang cukup hingga akhir bulan. Bisa membeli beras sampai 3 minggu saja sudah sangat bersyukur… Lauk pauknya ya… seadanya… tahu…. tempee… kerupuk… kayak jualan ya? Wkwkwkw.. Ya… begitulah kondisi kehidupan saya sekeluarga sewaktu masih kecil selama 10th. Oh iya… bukan hanya itu… Berhubung tidurnya ngemper di ruang tamu, beberapa kali kami pernah menciptakan kolam renang di rumah keluarga saya. Maksudnya…. Tiap 2th sekali selalu banjir dan masuk ke rumah. Ketika banjirnya subuh… sekitar jam 03.00 pagi, ya kami udah kebasahan hehee.. karena kan tidurnya ngemper di ruang tamu.

            Tapi… walaupun kondisi keluarga saya seperti itu pada masa lalu… saya tetap bersyukur… karena saya tahu bahwa Tuhan itu baik. Kebaikan Tuhan bukan tergantung pada kondisi kehidupan saya, tetapi kebaikan Tuhan sepenuhnya bergantung pada sifat-Nya yang tidak pernah berubah, yaitu selalu mengasihi dan memelihara umat-Nya dalam setiap musim kehidupan.

Sampai disini cerita saya di chapter pertama. Terima kasih bagi yang sudah membaca… Jangan lupa untuk direnungkan ya….

 

Follow me also on my social media:

Instagram: halomoansiahaan

Facebook: Halomoan Siahaan

 

For counseling: 089604471793 (whatsapp)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harapan itu ada, pasti, dan nyata

Chapter V Memulai Kehidupan yang Baru

Korupsi? Santuy Wae...